Tafakkur Sesaat Lebih Utama Dari Ibadah Setahun

Tafakur

 

Tafakkur Sesaat Lebih Utama Dari Ibadah Setahun

Merenung seperti apa yang lebih utama dari ibadah? Hal apa saja yang harus direnungi?

Tafakkur (merenung) itu ibadah yang sangat2 mudah, meski dilakukan sesaat tapi keutamaannya melebihi ibadah setahun.

Lalu tafakkur yang bagaimana yang meski dilakukan sesaat namun keutamaannya melampaui ibadah setahun?

Menurut Imam Abu Laits As-Samarkand, setidaknya perenungan/tafakkur itu meliputi 5 hal. Yang masing2 menumbuhkan hikmah2 positif kepada pelakunya.

1. Pertama Tafakkurlah tentang ayat/tanda2 kekuasaan Allah yang tampak pada penciptaan alam semesta dan isinya. Termasuk atas penciptaan diri kita.

Siang dan malam silih berganti, tumbuhnya tunas pada pada biji2an, terbangnya nyamuk, angin yang semilir kadang membadai, berenangnya ikan.

Beredarnya planet pada orbitnya dan lain-lain. Betapa keteraturan alam semesta ini benar2 sebagai tanda atas ada-Nya dan ke-Maha Kuasaan-Nya.

Jika dilakukan dengan sungguh2 terlontarlah “Subhanaka, ma kholaqta haadza bathilaa” Maha suci Engkau smua yang tercipta ini bukanlah kesia-siaan

Tafakkur yang sungguh2 tentang tanda2 kekuasaan-Nya akan menumbuhkan “Yaqin dan ma`rifat” yang terus meningkat. Iman makin kuat tak tergoyahkan.

Dengan yaqin dan ma`rifat yang makin meningkat, maka dunia dan pernak-perniknya tak lagi menyilaukan dan halangi pandangan kepada hakikat.

Yang didapat dan yang terlepas dalam urusan dunia tak kan mengubah kondisi hatinya, karena tahu semua terjadi atas kehendak-Nya. #Yaqin dan Ma`rifat

Mantapnya Yaqin dan Ma`rifat kepada Allah itulah buah yang dapat dipetik, jika seseorang dengan sungguh2 mau bertafakkur tentang tanda2 kekuasaan-Nya.

2. Kedua; tafakkur/merenungi tentang segala macam anugerah dan karunia-Nya yang telah terlimpahkan.

Anugerah-Nya Yang besar dan kecil, yang nampak dan tak tampak, yang dhohir dan bathin. Tafakkuri itu semua dengan kesungguhan.

Sadari bahwa apapun yang ter-raih adalah se-mata2 terjadi atas kemurahan-Nya. bukan karena usaha kita, inilah hakikatnya.

Kesungguhan tafakkur dalam hal ini, akan meningkatkan kesyukuran dan kecintaan kepada Allah Rabbul Izzah.

Dan sesuai janjinya, semua nikmat dan anugerah itu akan ditambah, sesuai tingkat kesyukurannya.

Jika semua nikmat dan karunia itu engkau abaikan, lantas merasa smuanya hanya karena upaya dan kerja kerasnya.

sadarilah itu bentuk kekufuran yang mengundang siksa-Nya yang teramat pedih. Karena ingkar tehadap kemurahan-Nya.

Betapa teramat besar pahala dari Allah sebagai “imbalan” jika dibandingkan dengan amal ibadah yang kita lakukan.

Puncak segala “imbalan” sebagai balasan atas amal yang kita lakukan adalah sorga dengan segala kenikmatan dan keindahannya.

Hakikat Kenikmatan dan keindahan sorga sungguh tak pernah terlihat mata, terdengar oleh telinga dan terlintas dalam hati manusia.

artinya, hakikat keindahan dan kenikmatan sorga hanya Allah Yang Tahu, selebihnya hanyalah gambaran yang bisa dipahami manusia.

3.Merenungi/men-tafakkuri besarnya pahala dari Allah atas ketaatan kepada-Nya akan tumbuhkan semangat dalam beramal.

maka jika semakin banyak yang menyadarinya, akan terciptalah suasana fastabiqul khoirot, berlomba dalam kebaikan.

itulah hal ketiga yang perlu ditafakkuri oleh setiap orang2 beriman, agar tumbuh semangat dan kesungguhan dalam ketaatan.

4. Hal keempat yg perlu ditafakkuri adalah bahwa siksa neraka itu teramat pedihnya. Adzabun syadid.

Betapa penyiksaan demi penyiksaan bagi pendosa yang tak terampuni akan beruntun tanpa jeda.

Tak ada sedikit pun belas kasih, Malaikat2 penjaga yang keras dan tanpa senyum. Yang setia pada tugas berikan siksaan paling pedih.

Penyesalan dan permohonan ampun tak lagi didengar dan diperhatikan. Neraka bukan tempat untuk bertaubat.

Rasulullah SAW menggambarkan bahwa siksa ter-ringan di neraka adalah orang yang digantung diatas bara sedang otaknya mendidih.

namun demikian orang yang mengalaminya akan merasa tak ada lagi siksa terpedih sebagaimana dirinya. Padahal itu yang paling ringan.

Sebagaimana sorga, hakikat kejam dan pedihnya siksa neraka hanyalah Allah saja yang tahu.

Jelasnya, sakit, kejam dan pedihnya siksa neraka sungguh melampaui segala macam kekejaman yang kita kenal dan bayangkan.

Menyadari dan mentafakkuri ancaman siksa neraka dengan sungguh2, membuat kita tidak main2 dengan larangan2 Allah.

Jangankan melakukan mendekati saja tak akan berani terhadap apa2 yang dilarang-Nya

Itulah hikmah mentafakkuri ancaman siksaan Allah SWT di neraka yang sangat pedih bagi pelanggar2 aturan-Nya.

5. Hal kelima, ialah bertafakkur akan kebaikan, kelembutan dan kasih-Nya atas kita meski berkali2 pelanggaran2 kita lakukan.

afsyussalam, afsyussalam…tebarkan salam, tebarkan damai dan senyuman. Assalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Semoga sholat subuh kita hari ini yang diawali dengan takbir, menyadarkan bahwa hanya Allah yang layak dibesarkan dan diagungkan.

Sholat sudah, tapi masih saja “mengecilkan” peran Allah dalam kehidupan ini. Jadi Sholatmu sholat yang bagaimana?

Sholat sih iya, tapi masih saja mengagungkan pangkat dan jabatan, silau dengan gemerlap dunia. Jadi sholatmu untuk apa?

Sholat dilakukan, tapi masih saja berhasrat memakan harta saudaranya dengan cara2 yang bathil. Itu sholat apa senam?

Sholat diamalkan, tapi membiarkan yang miskin lapar dan kedinginan, tak peduli bahkan menghardik yatim, sholatnya pendusta agama.

Sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar, jika belum terbukti, sadari bahwa ada yang salah dalam sholat kita. Belum konek lahir dan batin.

Sholat diakhiri dengan salam, itu isyarat bagi setiap mukmin untuk selalu tebarkan damai dan rahmat terhadap seluruh penghuni alam.

by: @ImamDaratan

Comments are closed.