KEHIDUPAN .

 

kehidupan 1

Kehidupan hati itu dengan empat :
1. Ilmu
2. Ridha
3. Qana’ah
4. Zuhud.
Maka ilmu yaitu yang menimbulkan ridha, dan ridha menyampaikan kepada qana’ah (menerima) dan qana’ah menyampaikan kepada zuhud (tidak rakus kepada dunia),

zuhud ada tiga tingkat:
1. Mengenal dunia dan meninggalkannya,
2. Ibadat kepada Allah dengan adab,
3. Rindu kepada akhirat dan berusaha mencapainya.

Yahya bin Mu’adz Arrazi berkata, Hikmat itu turun dari langit masuk ke dalam semua hati kecuali hati yang ada empat macam :
1.yang condong kepada dunia,
2. risau untuk esok hari,
3.hasut kepada saudara, dan
4.ingin kepada pangkat kedudukan

Yahya juga berkata, Seorang yang sempurna akal yaitu yang berbuat tiga,
1.meninggalkan dunia sebelum di tinggalkannya,
2. membangun kubur sebelum di masukinya,
3. mengerjakan apa yang di ridhai Allah sebelum menghadap kepadaNYA

Ali bin Abi Thalib r.a berkata, siapa yang menghimpun enam macam berarti telah benar-benar berusaha untuk mendapat surga dan lari dari api neraka.
1. Mengenal Allah lalu mentaatiNYA,
2.mengenal syaithan lalu menentangnya.
3.Mengenal yg hak lalu mengikutinya
4.mengenal batil lalu mengindarinya.
5.Mengenal dunia lalu mengabaikannya dan
6.mengenal akhirat lalu berusaha untuk mencapainya

Ja’far Assadiq dari Muhammad Albaaqir dari Ali Zainul Abidin dari Alhusain bin Ali r.a berkata, Rasulullah saw bersabda :

Hai Ali, empat macam tanda celaka :
1 kering air mata,
2. Keras hati,
3. Cinta dunia,
4. Jauh angan-angan

Rasulullah saw telah bersabda :
Andaikan dunia ini di sisi Allah menyamai nilai satu sayap nyamuk maka tidak akan diberikan kepada orang kafir walau seteguk air

Rasulullah saw bersabda :

Dunia sebagai penjara bagi orang mu’min dan kubur bagaikan bentengnya, dan surga tempat tinggalnya. Dan dunia ini sebagai surga bagi orang kafir, sedang kubur sebagai penjaranya dan neraka tempat tinggalnya

Maksudnya, seorang mu’min meskipun adakalanya mewah dan ni’mat, tetapi jika dibanding dengan ni’mat dan kemewahan yang disediakan untuknya di surga, maka seolah-olah ia berada dalam penjara, sebab seorang jika mati dan diperlihatkan kepadanya surga dan kemuliaan yang ada di dalamnya, ia sadar bahwa selama di dunia seolah-olah dalam penjara.
Sedang seorang kafir jika mati dan di perlihatkan kepadanya hukuman-hukuman dalam neraka, maka ia merasa bahwa ia tadinya dalam surga. Karena itu seorang yang berakal tidak akan merasa gembira dalam penjara dan tidak akan mencari kesenangan dalam penjara, maka seorang yang berakal harus memperhatikan apa yang telah dijelaskan Allah mengenai dunia dalam ayat-ayat Alqur’an, sebab dalam ayat Alqur’an dan sabda Nabi saw cukup perumpamaan yang jelas supaya orang mu’min jangan tertipu oleh dunia

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir (QS Yunus : 24)

Comments are closed.