* Perawan Tua *
Ini dia kisah perawan tua
Usianya sudah tiga puluh lima
Namun, jodoh belum ditemukannya
Setiap hari melamun saja
Perawan tua dilanda duka
“Ya Allah. Mengapa laki-laki begitu langka?”
Terasalah sesak di dada
Air mata pun mengalir jua
Ia mengenang masa lalunya
Betapa dulu banyak pria menyapanya
Tapi ia cuek-cuek saja
Karena kuliah lebih berharga
Sesungguhnya ia cantik jelita
Tak ayal banyak yang jatuh cinta padanya
Para lelaki pun sering menanyainya
Adakah dia sudah ada yang punya?
Setelah dapat gelar sarjana
Ia bekerja di perusahaan swasta
Kesuksesan karir menjadi tujuannya
Hingga tak terpikir menikah muda
Seorang laki-laki datang ke rumahnya
Ia pemuda yang baik agamanya
Tujuannya melamar si dia
Berangkali sudi menjadi istrinya
Ia sebenarnya suka
Akan tetapi ortu menolaknya
Celaka, tolakannya tak beralasan agama
Akan tetapi karena ia tak kaya
Laki-laki salih semestinya diterima
Kalau tidak ‘kan terjadi bencana
Si wanita mengurung diri di kamarnya
Ia takut fitnah itu ‘kan tiba
Fitnah itu menjadi nyata
Ia terpasung dalam dosa
Merasa sulit menjaga mata
Kehormatan pun kurang terjaga
Bila malam ia kian merana
Pikirannya menjadi gelap gulita
Syahwat pun mencekiknya
“Apakah aku masturbasi saja??”
Ketika keluar rumah, minder meliputinya
Karena banyak omongan tak enak dari tetangga
Ia mendapat gelar “Perawan Tua”
Kalau tak ingat neraka, pengen mati rasanya
Kawan-kawannya banyak yang sudah beranak dua
Bahkan ada yang tiga
Tapi ia, suami saja tak punya
Mana mungkin ada bocah dalam gendongannya??
Sebagai seorang wanita
Ia ingin tahu hamil itu rasanya seperti apa?
Ingin merasakan bersalin dan menyusui seorang putera
Mendidik anak dan membangun keluarga
Hampir-hampir saja ia berputus asa
Tapi ia ingat, masih punya Allah Yang Maha Bijaksana
Ia pun tak lelah berdoa
Mengharap kehadiran separuh jiwa
Ia pun sibuk belajar agama
Salat malam pun tiada lupa
Sedekah pun telah biasa
Puasa sunah dijalankannya
Akhirnya harapannya terkabul juga
Datanglah seorang pria
Meski ia adalah duda
Yang telah beranak dua
Ia dan keluarga tak mau meolaknya
Disambutnya si duda oleh keluarganya
Senyum mengembang pun terpancar di wajah si wanita
“Alhamdulillah, insya-Allah aku ‘kan menikah dengannya”
Ia berjanji kan jadi istri yang setia
Siap mengabdi jiwa raga
Tak ‘kan menuntut banyak limpahan harta
Yang penting dapat menjalankan sunnah yang mulia.
By : andiabufairuz.
komentar